Sunday, March 7, 2010

Baby School

My Lil Kay Maret ini usianya 22 bulan. Sudah sejak sekitar 2 bulan lalu dia minta sekolah. Rumah memang persis di seberang Restu, jadi setiap ada "mbak dan mas" yang lewat, dia akan bilang,"nda..tatoya..nda" apalagi kalau diberi tas punggung, langsung dia menggandeng tanganku dan bilang,"yuk..yuk..bangkat...tatoya"

Dulu, aku sempat berpikir, buat apa bayi sekolah...kuakui memang sempat agak sinis juga melihat sekolah bayi di mall (jaman di Jakarta harus turun lapangan observasi buat tugas kuliah), melihat iklan baby school yang tulisannya,"sejak usia 6 bulan". Mau ngapainnn bayi umur 6 bulan disekolahkan??
Apalagi banyak yang mengatakan kalo anak sekolah terlalu dini, bisa-bisa dia sudah bosen saat harus giat-giatnya sekolah. Fenomena itu memang tampak pada anak-anak usia sekolah terutama kelas 4 SD keatas.
Selain itu, fenomena yang nampak adalah home schooling vs full day school. Di satu sisi adalah keluarga yang tidak setuju dengan sistem sekolah yang memberatkan sehingga memutuskan mendidik sendiri anaknya di rumah, dan di sisi lain adalah full day school yang sistem sekolahnya sampai sore termasuk mengerjakan PeEr di sekolah sehingga orangtua yang bekerja merasa aman tidak perlu menemani anak-anaknya belajar.

Kembali ke topik Kay minta sekolah, laluuuu..jadi pusing deh..antara batitaku sudah minta sekolah vs terlalu dini menyekolahkan...

Akhirnya, kucari-cari juga sekolah yang menyediakan kelas bayi..hehehe

Berdasar hasil pencarian dan 2 x trial di satu sekolah bayi, aku mendapati fakta mencengangkan betapa mahalnya sekolah bayi!

PG/TK A yang sudah ngetop sejak jaman dulu, mematok harga pembayaran resmi sekitar 4 juta untuk uang pangkal, pengembangan & uang peralatan. Tidak termasuk uang seragam, makan & ekskul

Pre school/kindergarten B yang sedang ngetop sekarang, mematok harga Rp 1.800.000 untuk masuk sekolah, belum termasuk annual development fee sebesar Rp 900.000 dan uang seragam sekitar Rp 300 ribu. Tentu saja ada uang sekolah per bulan yang berkisar Rp 275 - 400 ribu

Masih ada beberapa lagi dengan harga-harga yang hampir sama & tentu saja dengan beragam fasilitas & metode pengajaran. Ada yang tagline nya "Belajar menyenangkan dimana saja!", ada yang "Masa depan anak anda berawal dari pilihan anda" dan seterusnya...

Semuanya berawal dari umur 2 tahun. Ada juga sih yang sempat ditelpon suami untuk baby class & pembayaran sekitar 2 juta untuk uang pangkal, keanggotaan, dsb.

Ckckckck...Ingin rasanya homeschooling aja buat si kecil toh dia masih belum genap 2 tahun.
Tapi berikut ini adalah pertimbangan kenapa akhirnya Kay sekolah...
Di rumah, dia seperti jagoan. Semua maunya pake sendiri (pake jaket kalo mau pergi, pake sepatu, mandi sendiri, makan sendiri), mengatur orang yang lebih tua pula...
Dulu setiap bertemu anak kecil lain, dengan cepat dia akan bergabung & mengejar-ngejar anak-anak itu (it means berkali-kali kejadian seperti itu)
Tapi ternyata...ketika pulang ke Ykt beberapa bulan lalu, Kay tidak bisa lagi langsung bergaul dengan sepupu2nya yang sepantaran dengannya.
Begitu juga ketika bertemu beberapa anak lagi belum lama ini...

Mungkin memang benar aku bisa mengajari apapun yang bersifat kognitif & motorik. Aku tidak segan lompat-lompat dan menari bersamanya. Tapi yang tidak bisa kuberikan pada anakku adalah sosial. Bagaimanapun dia membutuhkan teman selain orang-orang yang sudah "berumur" di rumahku. Jadilah dengan bekal itu...aku masih berburu sekolah untuk Kay :)